Selamat Datang di Website Resmi Desa Awan, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli.  Media komunikasi dan transparansi Pemerintah Desa Awan untuk seluruh masyarakat. -- selengkapnya... Silahkan datang ke Kantor Desa Awan meminta PIN jika Anda ingin melihat data yang terdaftar di Data Kependudukan, atau ingin melaporkan sesuatu ke Pemerintah Desa.

Artikel

Potensi Seni Budaya Desa Awan

13 Oktober 2018 06:29:00  Administrator  1.205 Kali Dibaca  Berita Desa

Desa Awan memiliki potensi seni budaya yang terdiri  9 jenis seni tari, 4 jenis seni karawitan dan satu jenis seni metembang, yang tersebra di 3 banjar yaitu Awan, Banjar Merta dan Kauripan.  Potensi seni budaya ini masih dilestarikan oleh masyarakat hingga kini.  Adapun potensi tersebut antara lain :

Tari Baris
Tari baris di Banjar Adat Awan Desa Awan ini tidak ada yang mengetahui waktu perkembangannya, karena generasi yang sekarang sudah mewarisinya bersamaan dengan pelaksanaan setiap upacara piodalan terutama di Pura Bale Agung dan Pura Kahyangan Desa Awan. Menurut penuturan I Nyoman Dapet (38 Tahun) dan I Ketut Dastri (46 Tahun), setiap upacara piodalang di pura tersebut selalu diawali dengan tari Baris, dimulai dari tari Baris Gede dengan penari sejumlah 20 rang, kemudian disusul tari Baris Presi dengan penari sejumlah 12 orang, Baris Jojor dengan penari sejumlah 20 orang, Baris Bajra dengan penari sejumlah 12 orang, dan terakhir Baris Truna dengan penari sejumlah 100 orang. Yang unik sistem pembelajaran jenis tarian Baris Truna adalah dengan meniru penari yang ada di depan/di muka, maka dengan sendirinya yang belakang mengikuti dan langsung menari tanpa belajar sebelumnya.
Bentuk pertunjukan tari ini, berjejer seperti berbaris dan menari menghadap ke pura. Tarian ini berfungsi sebagai tari wali, sehingga hanya boleh dipentaskan pada saat ada upacara di pura. Pola riasan dan busana tarian ini terdiri atas: celana panjang putih, baju kemeja putih, awiran, badong, kain slempot/kalung, gelang kana, stewel, semayut, kain putih, keris dan gelungan. Agar tarian ini berhasil bertahan di tengah gejolak globalisasi, maka organisasi pengemponnya adalah Krama Banjar Adat Awan.
Pelatih tabuh tari Baris Gede dan yang lainnya, bernama I Wayan Suti (berasal dari Desa Sebatu, Gianyar). Krama Desa sempat mohon/nuhur pelatih di Pura Batur, namun karena sibuk, kemudian ditunjuk dari Sebatu, yang sesungguhnya pelatih pecahan dari Pura Batur (Erawan et. al, 2015).

 Tari Rejang Daha
Tarian jenis ini hanya dipentaskan setiap ada pelaksanaan odalan, karena dianggap sebagai tari wali yang khusus ditampilkan pada saat ada odalan. Tari rejang ini, bahkan merupakan acara pembukaan dimulainya pelaksanaan pujawali di Pura Bale Agung Desa Awan. Sudah menjadi tradisi jika ada piodalan disetiap kahyangan, pasti dipentaskan Tari Rejang Daha yang dilakukan oleh sekelompok penari berjumlah 40 orang. Penarinya berbusana ke pura, berjejer seperti berbaris menghadap ke pura. Tarian ini diiringi tetabuhan gong kebyar, dengan jenis gending tertentu. Desa Adat Awan, merupakan
pengempon dan pengemong Tari Rejang Daha ini.

Tari Prembon
Sekitar tahun 2005, atas inisiatif Jro Mangku I Ketut Sudana (mantan Perbekel Desa Awan periode 2003 – 2013) dan Made Swastika serta I Ketut Dastri digagaslah pembentukan Tari Prembon. Semula hanya ada 7 orang yang berpartisipasi sebagai
Penasar Kelihan, Cenikan/Wijil, Mantri Manis (Ni Wayan Lindayani), Galuh Buduh (Ni Wayan Ariani), Condong (Ni Nengah Godel), Penglembar Topeng Keras (I Wy Wiarta) dan Topeng Tua (Jro Bausuma). Sebagai jenis pementasan drama tari arja dan topeng, menyajikan lakon Brahmana Keling dan Dalem Bungkut. Tarian ini dipentaskan di areal pura, diawali dengan Penglembar topeng keras dan topeng tua. Selanjutnya, berdasarkan karakteristik dramatari pearjaan maka pementasan didahului dengan tampilnya penasar kelihan dan cenikan/wijil untuk menghadap mantri manis. Adegan selanjutnya, tampil penari yang berlakon sebagai condong diserati galuh buduh. Pementasan prembon ini, diakhiri dengan hadirnya topeng Sidakarya sebagai pemuput karya.
Busana tari prembon ini, terdiri atas pakaian topeng lengkap berupa bapang besar, bapang kecil, baju panjang bludru, baju panjang putih, gelang kana, angkeb pala, angkeb bulet, saput prada, sabuk/ikat pinggang, semayut, keris, kain panjang putih, jaler/celana panjang putih dan stewel. Secara umum, tarian ini memakai jenis properti sebagai berikut: gelungan, sobrat, tapel keras, tapel tua dan tapel sidakarya. Tarian prembon ini, saat pentas diiringi oleh gamelan gong kebyar dengan jenis gending tertentu. Pengempon dan pengemong tari prembon ini, adalah Sekaa Prembon Don Girang
(Tatakan Demen) Desa Adat Awan.

Drama Gong
Jenis seni pertunjukan drama gong pernah ada sekitar tahun 1970 sampai dengan tahun 1980an di Desa Adat Awan, tetapi sekarang sudah tidak pernah dipentaskan lagi walaupun penarinya (mantan prebekel) masih ada dan itupun sudah tua maka tidak dapat lagi menari.
Drama gong tergolong sebagai jenis seni balih-balihan, hanya untuk hiburan sehingga sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan jaman digital seperti saat ini. Sebenarnya pengempon dan pengemong tarian ini adalah Desa Adat Awan, tetapi merasa tidak perlu dihadirkan lagi di tengah masyarakat yang sudah membutuhkan jenis hiburan lain. Jenis seni pertunjukan ini benar-benar pernah popular bahkan menjadi idola masyarakat Bali, terbukti dari perkembangannya yang hampir merata di seluruh kabupaten di Bali.

Gamelan Angklung
Jenis gamelan ini memang dibutuhkan untuk kepentingan upacara pitra yadnya, maka Desa Adat Awan berupaya untuk bisa memilikinya. Semula, sekitar tahun 1965, gamelan Angklung baru dimiliki oleh Banjar Kauripan saja, sedangkan Banjar Merta baru berhasil memilikinya sekitar tahun 2000-an.
Selain untuk upacara Pitra Yadnya, gamelan angklung terkadang digunakan untuk upacara di pura pada saat ngiring atau nangkilang Dewa Hyang maupun nglinggihang Dewa Hyang. Acara ini sudah diwarisi sejak dari dahulu, sehingga tidak ada yang tahu asal usulnya. Karma adat Desa Awan hanya melanjutkan, sebagai satu warisan yang perlu dilestarikan agar berkelanjutan.

Pementasan gamelan angklung dilakukan dengan cara duduk berjejer, ketika masih berada di tempat atau rumah yang sedang melaksanakan upacara ngaben. Sedangkan saat mengiringi prosesi ritual ke setra, gamelan dipikul dengan bambu (sanan) sambil berjalan penabuhnya menabuh gamelan tersebut.
Kondisi gamelan angklung yang dimiliki oleh Banjar Kauripan, pada bagian pelawahnya sudah rapuh dan jenis reyongnya hanya ada empat buah. Sedangkan gamelan angklung yang dimiliki oleh Banjar Merta, kondisinya masih bagus dan lengkap. Sekaa angklung di kedua banjar ini hanya belajar sendiri, dibantu oleh kaset rekaman gamelan angklung yang diproduksi oleh Aneka Record atau Bali Record. Sekaa Angklung Banjar Kauripan tidak memiliki pakaian seragam penabuh, sedangkan Sekaa Angklung Banjar Merta memakai pakaian seragam penabuh saat pentas.
Pengempon dan pengemong gamelan angklung di Banjar Kauripan diberikan nama Sekaa Angklung Langen Suara, sedangkan yang di Banjar Merta diberikan nama Sekaa Angklung Merta Suara.

Deskripsi Gong Kebyar
Gong kebyar ini semula merupakan milik warga Desa Blantih, yang ditukar dengan tanah seluas “amunduk” (sekitar 5 hektar) oleh warga Desa Awan. Namun, gamelan tersebut dilebur untuk diperbarui sekitar tahun 2006, di Pande Gamelan yang ada di Blahbatuh (Pande Gableran). Walaupun demikian, Gong besar (wadon) masih asli dan disakralkan.
Sekitar tahun 2013 (saat piodalan tumpek landep), hadir Banjar Kiadan Desa Plaga Kecamatan Petang membawa gamelan kempur (yang dulu milik desa) untuk disandingkan dengan gongnya tetapi tanpa diduga ada air ke luar dari antara pencon gong.
Masyarakat menyaksikannya dengan penuh keheranan dan terpana, sehingga disakralkan sebagai air suci (tirta).
Berdasarkan penuturan masyarakat setempat, memang semula desa ini kena bencana alam/penyakit sehingga sebagian warga melarikan diri/rarud ke Kiadan sambil membawa kempur dan tapakan barong. Gong yang berdiameter 75 Cm itu, merupakan warisan maka sekarang dikeramatkan dan di taruh di Bale (Gedong penyimpenan). Gong ini setiap saat dihadirkan di hadapan masyarakat kemudian di buatkan sesajen (banten) dan yang boleh memukul mangku tertinggi (Kubayan) di masyarakat tersebut. Plawah gamelan ini berukir dan meprada, sebagai pertandan kondisi perekonomian desa yang sudah cukup mapan.
Gong kebyar di Desa Awat Awan ini difungsikan untuk upacara dan hiburan, sehingga pada saat ada upacara adat/agama dilengkapi dengan tabuhan gong. Gong Kebyar dimiliki oleh Desa Adat Awan, Dadya Gelgel di Banjar Merta serta Banjar Kauripan. Gong kebyar milik Desa Adat Awan sangat komplit dan kondisinya masih baik.
Gong kebyar milik Banjar Kauripan, belum lengkap (ugalnya 1 buah, trompong tidak ada dan kantilan hanya 2 buah). Sedangkan gong kebyar milik Dadya Gelgel di Banjar Merta, belum dilengkapi dengan jenis penyacah. Penabuh di Dadya Gelgel Banjar Merta sudah mempunyai pakaian seragam penabuh lengkap, begitu juga dengan penabuh di Desa Adat
Awan tetapi penabuh di Banjar Kauripan sama sekali belum memilikinya. Pengempon dan pengemong gong kebyar di Desa Adat Awan namanya Seka Gong Sanga Suara Budaya, yang berdiri sekitar tahun 1955. Sedangkan dua banjar lainnya, belum memiliki skaa yang permanen dan beridentitas khusus.

Selonding
Gamelan slonding pernah ada di Desa Adat Awan, tetapi sekarang sudah pernah lagi dipentaskan karena hanya tinggal 4 bilah saja dan itupun ditaruh sembarangan di areal jeroan (bagian dalam) Pura Desa Adat Awan.

Segala hal yang berkaitan dengan gamelan slonding di Desa Adat Awan ini belum dapat diberikan penjelasan, karena seluruh warga Desa Adat Awan tidak ada yang bisa mengungkapkannya.

Pesantian
Segala aspek yang berkaitan dengan seni metembang (pesantian) yang dinyatakan ada di Desa Awan inipun belum dapat diuraikan sedikitpun juga, maka sangat perlu dilakukan penelusuran lanjutan agar diketahui secara pasti eksistensinya.
(Sumber : blog.isi-dps.ac.id)

 

 

Kirim Komentar


Nama
No. Hp
E-mail
Isi Pesan
  CAPTCHA Image [ Ganti gambar ]
  Isikan kode di gambar
 


Aparatur Desa

Back Next

Agenda

Belum ada agenda

Perpustakaan Desa

PERPUSTAKAAN DESA

Peta Desa

Sinergi Program

Prodeskel Pajak Online

Komentar Terbaru

Info Media Sosial

Statistik Pengunjung

  • Hari ini:383
    Kemarin:522
    Total Pengunjung:555.165
    Sistem Operasi:Unknown Platform
    IP Address:54.208.238.160
    Browser:Tidak ditemukan

Arsip Artikel

hubungi Kami

Pelayanan Masyarakat

Hubungi Kami